Pages

Jumat, 05 Desember 2014

Laporan PRAKERIN di PT.Indonesia Power UBP Kamojang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek menuntut siswa untuk menyiapkan diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata tetapi juga aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang di dapat di bangku praktik akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang elektronika  yang ditekuninya.
Praktik kerja lapangan sebagai salah satu mata praktik wajib pada jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 2 Garut untuk dapat memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk dapat menerapkan ilmunya dan memperoleh pengalaman dunia kerja pada perusahaan atau instansi yang dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktik.
Sebagai tempat kerja praktik dipilih PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang yang berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang  merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas melayani salah satu kebutuhan listrik daerah Jawa dan Bali.
Dunia kerja seringkali dirasakan oleh siswa sebagai suatu yang asing karena dinamika problematikanya yang sangat kompleks bila dibandingkan dengan dunia sekolahatau pendidikan. Apalagi ditambah dengan semakin ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, maka siswa sangat diperlukan bekal wawasan dan pengetahuan memasuki dunia kerja, maka bagi siswa sangat diperlukan bekal berupa wawasan dan pengetahuan untuk memasuki dunia kerja. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja praktik ini, siswa tidak hanya mengetahui teorinya saja tetapi juga mengetahui praktiknya secara langsung.


1.2            Tujuan Pembuatan Laporan
1.      Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di Industri.
2.      Untuk mendapatkan nilai praktik Industri.
3.      Sebagai salah satu bentuk untuk memenuhi nilai semester 5 dan 6.
4.      Melatih siswa agar dapat mengetahui, memahami, menganalisis, dan membandingkan aplikasi teori dasar-dasar teknik elektronika dalam kehidupan nyata di industri.
5.      Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan serta keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
6.      Mengetahui proses pembangkitan energi listrik di UBP Kamojang.
                                                                                                          
1.3            Pembahasan Ruang Lingkup
Pada laporan praktik ini penulis hanya membatasi pada pembahasan “Vent Structure (Vent Valve)” sebagai bangunan pelepasuap dengan peredam suara yang dilengkapi dengan katup-katup pengatur yang sistem kerjanya pneumatic.


BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1            TinjauanUmum
2.1.1     Sejarah PT.Indonesia Power
            Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit – pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Subsektor Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
            Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk ua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan  misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah  PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha – usaha lain yang terkait.
            Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya persaingan serta kebutuhan untuk melakukan privatisasi melalui sebuah IPO (Initial Public Offering).
            Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai jumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas – fasiltas pendukungnya. Pembangkit – pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer seperti  air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pembangkit paling tua di Indonesia sepeerti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroprasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
            PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di pulau Jawa dan Bali serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut  Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan  (UBJP). Unit Bisnis Pembangkitan yang dikelola PT Indonesia Power adalah  Unit Bisnis Pembangkitan  Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
2.1.2               Lokasi PT. Indonesia Power
java
Gambar 2.1.1  Lokasi Unit Bisnis Pembangkitan PT. Indonesia Power


2.1.3     Paradigma, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
PT. Indonesia Power  sebagai perusahaan memiliki paradigma, visi, misi, dan motto serta simbol perusahaan yang memiliki makna tersendiri :
Paradigma :
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
Visi :
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.
Misi :
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah indutri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Motto :
Bersama kita maju (Together for a better tomorrow)
Tujuan PT Indonesia Power :
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.1.4     Makna dan Bentuk Logo
Makna bentuk dan warna logo perusahaan PT. Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utilty company di Indonesia.
Gambar 2.1.4 Logo PT.Indonesia Power
a.   Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura book/regular dan futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
b.   Warna
Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata power, maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
o   Berteknologi tinggi, Efisien,
o   Aman dan Ramah Lingkungan
2.1.5     StruktukturOrganisasi Instrument
 

2.2            Konstruksi/ Model
Vent Structure ( Vent Valve )
Vent Structuremerupakan bangunan pelepasuap dengan peredam suara. Ventstructure terbuat dari beton bertulangberbentuk bak persegi panjang, bagianbawahnya disekat dan bagian atasnyadiberi tumpukan batu agar pada saatpelepasan uap ke udaratidakmencemari lingkungan. Denganmenggunakan nozzle diffuser (Pipa Pemati) makagetaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yangdigunakan untuk membuka dan menutup katup diperolehdari dua buah kompresor yang terdapatdi dalam rumah vent structure.Pengoperasian vent structuredapat dioperasikan dengan cara manualataupun otomatis (system remote) yangdapat dilakukan dari panel ruangankontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structureadalah sebagai berikut:
· Sebagai pengatur tekanan (agartekanan uap masuk turbin selalukonstan),
· Sebagai pengaman yang akanmembuang uap bilaterjadi tekananlebih di steam receiving header,
· Membuang kelebihan uap jika terjadipenurunan beban atau unit stop.                                                                      Gb. Control Valve


2.3            NamaBagiandanFungsi
a.              Kompressor
Adalahsebuahalatuntukmenggerakan vent valve bisajugadisebutsebagaipenggerakataualat bantu vent valve.
b.      Receiver Tank
Berfungsiuntukmenyimpanataumenampungsemuauaplebihdari steam receiveing header.
c.       3 Way Valve
Berfungsiapabilaadatekananudarareferensiakanmeloloskan supply udarautamanya.
d.      Selenoid Valve ( SV )
Berfungsi sebagai pemberi input pada 3 way valve.
e.       Transmitter
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang lain. Transmitter inimerubahdaritekananmenjadiarus yang disalurkanke control room.
f.        Filter Regulator
    
Berfungsiuntukmenyaringudaradariminyak-minyak yang terbawabersamaangin.
g.       Positioner
Berfungsiuntukmemposisikanbukaankatupataumengkonversikanbukaankatupmenjadipersentasepembukaan. Proses pembukaaninibisadilakukansecaraotomatis (system remote) yang dapatdilakukandari panel ruangankontrol (control room) ataupunsecara manual.
h.      Booster
Bagian ini berfungsi untuk menambah atau memberi dorongan awal.
i.         Electro Pneumatic Tranducer
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang lain. Tranducerinimerubahdariarusmenjaditekanan.
j.         Pipa-pipapenghubung
                                                     
Merupakan bagian yang cukup penting di vent valve yaitu untuk menghubungkan dari satu bagian ke bagian lainnya.
k.       Pressure Indikator
Sebagai pengukur tekanan uap.
l.         Micro Switch
Berfungsi untuk membuka awal masuknya uap ke dalam control valve.


2.4            Cara Kerja
Flow Diagram Control Valve
Control Valve  ATC (Air To Close) dalamkondisi normal membuka (open) agar jikaterjadigangguan, uaptidaktertahan di Steam Receivig Header (SRH).
Pengontrolan control valve melalui positioner untukpersentase (%) pembukaandanpenutupan valve. Pengontrolan positioner melaluitranducer (SSCD) atau manual loader (Lokal).
Siklus Pneumatic
Supply darikompressor di saringoleh filter regulator menuju 3 way valve denganselenoid valve sebagai input untukmeloloskan supply pada 3 way valve.
Supply dari 3 way valve akandiaturtekananyaolehtranducerdari control room atau manual loader secaralangsung di lapangkerja ( Lokal ) untukmemberiperintahke positioner.
Supply yang sudahdiaturolehtranduceratau manual loader menuju positioner sebagai input untukpengontrolpersentasepembukaandanpenutupan control valve.
Positioner mendapat supply daribejanatimbun ( Receiving Tank).
Setelah positioner mendapat supply daninputnyasudahteratur, outputnyaakanmengontrolpembukaandanpenutupan control valve (%).
Relief Valve sebagaipengaman agar supply tidakbertabrakan.
Trip Valve sebagaialatpenguji trip (kesalahan) pada vent valve.
Booster sebagai penguat tekanan untuk control valve.
2.5            Gangguan-gangguan
1.      Micro Switch
Gangguan terjadi karena  bagian dari Micro Switch dikotori oli.
2.      Electro Pneumatic Tranducer
Kerusakan terjadi karena pada bagian penyaring udara tak berfungsi sehingga oli ada yang lolos.
3.      Filter Regulator
 Tak jauh berbeda dengan Electro Pneumatic Tranducer, gangguan pada filter regulator biasanya terjadi pada bagian filter yang telah terendap oli sehingga filter berwarna kuning.


4.      Positioner
 Membersihkan bagian dalam Posisioner yang terendap oli.
5.      Pipa-pipa penghubung
Membersihkan bagian dalam pipa yang terkena oli.
6.      Pressure Indikator
Gangguan yang sering dialami oleh PI ini adalah jarum penunjuk tidak berfungsi semana mestinya.


2.6            Keselamatan  Dan KesehatanKerja  (K3)
Tujuan K3
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien. Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sering ditemukan di tempat Praktek Kerja Industri PT. Indonesia Power UBP Kamojang  adalah sebagai berikut :
1.      Helm Safety
2.      Ear Safety
3.      Safety Shoes
4.      Detektor Asap
5.      Tabung Pemadam Api
6.      Hydrant
7.      Rambu- rambu K3

BAB III
PELAPORAN
3.1      Pemeriksaan
            Pemeriksaan suatu sistem atau alat sudah menjadi rutinitas harian di sebuah perusahaan, terlebih di bagian Instrument yang tugasnya memeriksa semua sistem PLTP ( Preventif harian ), sebagai teknisi yang bertugas memeriksa dan jika ada kerusakan atau masalah maka harus menangani permasalahan tersebut.
Teknisi Instrument merupakan teknisi yang bertugas memelihara, mengecek serta memelihara semua bagian-bagian dari PLTP yang tugasnya dilakukan setiap hari (Preventif Harian).
Adapun bagian-bagian yang sering diperiksa atau dipelihara yaitu :
1.      Pemeriksaan di Control Valve
·         Cek kebocoran pipa penghubung
·         Cek filter regulator
·         Cek Pressure Indicator
·         Cek Electro Pneumatic Tranducer
2.      Mengecek dan membersihkan alat ukur PH air cooling tower
3.      Mengecek speaker TOA
4.      Mengecek Amplifier
5.      Mengecek Level Controller di Control Room
6.      Menegecek Gurinda


3.2      Pengukuran
Dalam sesi pengukuran pastinya harus menggunakan pengukur yang  sesuai dan baik. Pengukuran suatu alat pempunyai pengukur yang berbeda.
Berikut ini gambar pengukur yang digunakan:
1.      Calibrator untuk mengukur ph air cooling tower.
2.      CA 150 Untuk mengkalibrasi tranducer.


3.      Dead Weigh Tester untuk mengkalibrasi Pressure Indikator.
         4.  AVO Meter untuk mengukur voltage tranducer.
3.3      Kesimpulan gangguan
Gangguan-gangguan yang sering dialami pada bagian control valve yang ditempatkan di vent structure atau vent valve yang merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara dengan 6 valve pengatur ( Control Valve ) yang sistem kerjanya pneumatic yaitu merubah arus menjadi tekanan.
Adapun komponen-komponen dari vent valve yang sering mengalami gangguan yaitu :
No
Komponen
Gangguan
1
Filter Regulator
Filter terendap oli
2
Tranducer
Tidak bekerja sesuai standar dan belum terkalibrasi
3
Positioner
Bagian dalam Positioner terendap oli dan tidak bekerja dengan optimal
4
Pressure Indikator
Jarum penunjuk tidak berfungsi.
5
Pipa-pipa Penghubung
Bagian dalam pipa terkena oli.
6
Booster
Bagian dalam booster terendap oli.
Kesimpulan :
Kebanyakan gangguan dari sistem kerja control valve yaitu komponen-komponennya seringkali terendap oli yang tidak tersaring baik oleh filter regulator.
3.3      Memasang dan Menyetel
             Dalam sebuah sistem PLTP, semua alat sangat penting dan berpengaruh terhadap sistem. Jika ada kerusakan pada komponen maka harus segera menggantinya dengan komponen yang baru , pemasangannya pun harus secara teliti dan hati-hati agar tidak ada kesalahan, dan teknisi pun harus selalu menggunakan alat keselamatan kerja.
           Memasng komponen adalah tugas teknisi bagian Instrument, dan semua komponen yang diperlukan jika ada kerusakan lengkap tersedia di bengkel Instrument. Setelah memasang komponen atau alat yang rusak, ada sesi penyetelan yang harus dilakukan oleh teknisi Instrument. Penyetelan suatu komponen atau alat yang telah dipasang harus dalam keadaan stop atau standbye agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk memasang dan menyetel yaitu :
1.      Obeng dan peralatan lainnya
2.      Dead Weigh Tester


2.6.1.1           
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan pembangkit listrik tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. PT. Indonesia Power memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi  strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit tersebut dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP), yaitu UBP Perak Grati, UBP Priok, UBP Kamojng, UBP Saguling, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak & Grati, UBP Bali serta Unit Bisnis Pemeliharaan.
Salah satu Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power adalah UBP Kamojang yang berlokasi di perbukitan dengan jarak 20 km ke arah tenggara Bandung.
Vent Structure merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur ( Control Valve ) yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yang digunakan untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure.


4.2  Saran
Untuk kemajuan pihak industri dan pihak sekolah, dengan tanpamengurangi rasa hormat terhadap kedua belah pihak, pada kesempatan kali ini penulis akanmenyampaikan beberapasaran atau masukan, semoga saran-saranini dapat memberikan banyak manfaat. Adapun saran tersebut diantaranya :
4.2.1 Saran Kepada Pihak Perusahaan
1.      Penting adanya suatu ketaatan melakukan jadwal maintenence/perawatan terhadap alat-alat sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk bisa menghindari kerusakan mendadak yang tergolong fatal.
2.      Pemerataan sumber daya manusia dalam struktur bagian perawatan perlu ditingkatkan agar kinerjanya bisa lebih maksimal.
4.2.2  Saran Kepada  Pihak Sekolah
1.      Program pelajaran produktif yang diberikan kepada siswa/i diperhatikan dan ditingkatkan, serta disesuaikan dengan keberadaan industri sehingga kemampuan siswa/i lebih baik lagi.
2.      Kegiatan praktek yang dilakukan di sekolah sangat membantu terhadap peningkatan dan pengembangan siswa/i, sehingga penyediaan dan keberadaan peralatan praktek yang lebih baik dan layak perlu benar-benar diperhatikan.
3.      Pengenalan mengenai dunia ndustri yang lebih terfokus akan sangat membantu bagi siswa/i pada saat melaksanakan Praktek Kerja Industri.
4.3  Penutup
Demikian karya tulis Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini telah selesai penulis susun, mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis selama praktek ini. Tidak lupa juga, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama pelaksanaan praktek ini apabila melakukan hal-hal yang kurang berkenan.
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan bagi penulis dimasa yang akan datang.

1 komentar: