Pages

Jumat, 05 Desember 2014

Instalasi Audio Mobil

Rangkaian penguat audio pada kendaraan bermotor ( mobil )  pada prinsipnya sama dengan peralatan peralatan audio hifi home teater . Audio player theater berupa CD/ VCD/ DVD/ MP3 , baik yang portable maupun smartphone / computer yang berfungsi sebagai mereproduksi music / audio , Pada peralatan audio mobil, peralatan audio player disebut dengan Head Unit yaitu bagian yang memproduksi audio / music. Di dalamnya terdapat berbagai peralatan untuk input yang menjadi kesatuan.


  1. Head Unit
Peralatan audio yang sangat umum adalah radio/tape player / CD player / DVD player yang secara umum diuraikan sebagai Head unit, juga dinamakan head deck.
Sekarang telah dikembangkan teknologi head unit ditambahkan CD player dengan MP3, Ogg WMA, AAC dan dukungan USB, Bluetooth serta Wi-Fi. Mobil modern kebanyakan mempuntai CD player dan beberapa mempunyai pilihan untuk CD cahnger, yang dapat dipasang disc ganda juga dalam head unit itu sendiri atau terpisah ditempatkan dalam konsol.
Bahkan terakhir telah ditambahkan DVD player dan layar LCD. Layar LCD juga diintegrasikan ke dalam onstrumen  konsol. DVD head unit mengumpankan video keluaran ke dalam peraga yang dipasang secara terpisah atau ditempatkan ke dalam sandaran untuk dilihat penumpang di belakang. Layar video dapat juga menunjukan keluaran video dari komponen lain seperti system navigasi, game konsol atau kamera parkir yang dapat secara otomatis diaktifkan bila mobil bergerak mundur. Head unit pada umumnya menawarkan beberapa cross over (audio cross over) dan equalization.
Pada umumnya meliputi equalizer parametric dan atau grafis. Cross over biasanya menggunakan filter pelewat frekuensi tinggi dan frekuensi rendah hanya mengirimkan cakupan frekuensi tertentu ke komponen tertentu. Filter subsonic umumnya menangani penguat yang bukan head unit.
  1. Power Amplifier
Dalam bidang audio, khususnya Audio Mobil (Car Audio), amplifier biasa dikenal juga dengan sebutan power. Penggunaan amplifier dalam sistem Audio Mobil bertujuan untuk dapat menguatkan signal suara yang berasal dari main source atau head unit yang kemudian akan dialirkan ke speaker. Jadi amplifier bertugas menerima sinyal suara dari source dan mengolahnya agar sinyal suara memiliki tenaga yang lebih besar dan kuat sehingga speaker mampu mengeluarkan suara yang maksimal karena mendapatkan asupan tenaga yang dibutuhkannya dalam mengeluarkan gelombang suara.
Amplifier untuk penggunaan Car Audio, secara umum dikenal dengan jenis multi channel dan monoblock. Amplifier multi channel umumnya digunakan untuk menguatkan keluaran (output) sinyal Sound Audio dalam bentuk arus listrik ke speaker (Tweeter, Midrange, Midbass ataupun speaker Coaxial), sedangkan untuk yang jenis monoblock, biasa digunakan khusus untuk menguatkan sinyal yang akan dialirkan ke Subwoofer yang sangat membutuhkan daya yang besar(Audio Sound).
Sedangkan secara khususnya, Menurut Johny, instalatur dari Mega Audio, di bilangan Jakarta Barat, amplifier dikenal juga dengan beberapa jenis amplifier(Audio Sound), yaitu jenis kelas (Class) A, B, AB, D, Hybrid, Tube (Tabung) dan masing-masing jenis memiliki karakter, daya output yang berbeda-beda, yaitu :
Class A : Memiliki kualitas yang paling baik untuk menghasilkan kualitas suara, namun sangat boros tenaga dan lebih cepat panas. Harga untuk jenis ini umumnya dibanderol dengan harga yang sangat mahal, umumnya bisa lebih dari 20 juta rupiah per unitnya, akan tetapi itupun tergantung dari merk-nya.
Class B : Tidak cepat panas dan tidak boros tenaga, namun memiliki kualitas dalam menghasilkan suara yang cukup baik.
Class AB : Adalah yang paling banyak digunakan oleh pemain car audio, karena karakternya merupakan gabungan dari amplifier class A dan B, sehingga dapat lebih efisien dan fleksibel untuk digunakan dalam car audio system dan memiliki kualitas lebih baik dari kelas B.
Class D : Jenis ini paling banyak dipakai untuk men-drive subwoofer dan digunakan untuk konsep SPL (Sound Pressure Level) karena amplifier class D memiliki daya (Watt) yang besar dan mampu dibebani hingga dibawah 1 Ohm, sehingga mampu menghasilkan suara bass yang lebih dynamic dan biasanya jenis class D itu adalah monoblock amplifier.
Hybrid : Jenis amplifier ini adalah yang komponennya elektroniknya menggunakan transistor dan juga tube (tabung). Penggabungan kedua komponen ini membuat amplifier jenis ini mampu menghasilkan kualitas suara yang berkarakter cukup tebal dengan tonal akurasi yang baik layaknya amplifier full tabung, namun tetap dapat dimiliki dengan harga yang masih terjangkau. Biasanya amplifier jenis Hybrid memiliki harga ± 4 juta-an *(tergantung merk)
Tube (Tabung) : Kalangan penggila car audio mengenal amplifier jenis ini lebih bisa menghasilkan suara yang berkualitas dengan karakter suara vokal yang lebih natural, tebal dan tidak kaku / kering, namun amplifier jenis tabung, umumnya memiliki harga yang sangat mahal untuk dimiliki, kisaran harganya bisa diatas 40 juta rupiah.
Dengan adanya perbedaan kualitas, karakter dan komponen dari tiap jenis amplifier, membuktikan bahwa kualitas amplifier juga dapat menentukan karakter serta kualitas suara yang dihasilkan dalam sebuah sistem Audio Sound mobil. Untuk itu sebelum membeli amplifier harus banyak yang dipertimbangkan agar tidak salah pilih, berikut beberapa tips memilih amplifier(Audio Cars) :
  1. Pilih amplifier dengan nilai RMS (watt) yang besar dan THD-nya yang kecil.
    Desain dan kualitas bahan juga tetap harus diperhatikan.
  2. Sesuaikan daya / RMS amplifier dengan kebutuhan speaker yang akan digunakan. Daya amplifier harus sesuai atau lebih besar dari yang dibutuhkan speaker, karena apabila dayanya lebih kecil dari kebutuhan speaker dapat menyebabkan kerusakan pada speaker yang digunakan, karena adanya 'signal clipping'.
  1. Cross Over
Pada dasarnya crossover terbagi dua jenis yaitu aktif crossover dan pasif crossover, yang kedua jenis tersebut terbagi lagi dalam Crosover seri dan parallel.Pasif crossover adalah jenis crosover mobil yang bisa langsung dihubungkan langsung dihubungkan dengan speaker. Pasif crossover ini membutuhkan catu daya sebesar CT 15 Volt untuk mengalirkan daya ke komponen aktifnya dan crosover jenis ini juga membutuhkan dua buah IC TL-072 untuk membantu mengalurkan daya. Sedangkan untuk aktif crossover adalah pada alat jenis aktif crossover ini, alatnya menggunakan listrik buat menghidupkannya, singkat kata cara kerjanya adalah cutting freq filternya atau menggunakan sebuah rangkaian elektronik. Dari kedua jenis tersebut jenis crossover pasif masih menjadi pilihan karena pemakaiannya yang lebih praktis dari jenis aktiv crossover.
crossover berguna untuk pembagi frekuensi dalam sound reinforcement. Dan dalam crosover tersebut ada 3 hal yang terpenting yang harus dipahami:
  • High pass filter, bagian ini berfungsi menyaring frekuensi suara tweeter
  • Mid pass filter, bagian ini berfungsi menyaring frekuensi suara midrange
  • Low pass filter, baguan ini berfungsing menyaring frekuensi suara midbass dan subswoofer.
crossover sound adalah suara yang dihasilkan oleh crossover. Sebagian orang menyukai suara yang keras ketika mendengarkan musik, namun adapula yang menyukai suara yang jernih dalam mendengarkan musik. Selera orang memang berbeda-beda, persepsi seseorang tentang keindahan suara pun dapat berbeda-beda.
crossover adalah perangkat penyaringan yang membatasi frekuensi yang mencapai pembicara. Ia membagi sinyal musik ke dalam rentang frekuensi terpisah dan mengirimkannya ke speaker yang dirancang untuk mereproduksi terbaik masing-masing rentang frekuensi. Crossover pasif sangat umum. Pada dasarnya koil kapasitor atau dipasang pada speaker mengarah antara amplifier dan speaker yang berhenti mencapai frekuensi tertentu dari pembicara. Ini relatif murah dan mudah untuk menginstal. Crossover aktif hampir tak terbatas disesuaikan. dapat bervariasi poin crossover dan menyesuaikan tingkat speaker terpisah untuk mencapai keseluruhan suara terbaik di dalam kendaraan.
  1. Loadspeaker
Speaker merupakan salah satu perlalatan output komputer berbentuk kotak atau bulat dengan kemasan unik yang berfungsi untuk mengeluarkan hasil pemrosesan berupa suara dari komputer. Agar speaker dapat berfungsi diperlukan hardware berupa sound card (pemroses audio/sound) .
C:\Users\Lusy\Documents\DSC_0000224.jpg
C:\Users\Lusy\Documents\DSC_0000242.jpg
Speaker memiliki bentuk, fitur dan ukuran yang beraneka macam dengan tawaran kualitas yang bagus dan harganya yang semakin murah. Saat ini speaker merupakan hardware yang hampir tidak dapat terpisahkan dengan komputer, karena pengguna dapat terhibur dengan mendengarkan lagu dan bisa juga sebagai efek suara sebagai pemutar video
Sebagian besar mobil sekarang memiliki speaker stereo mobil ini sebagai salah satu fitur namun tidak semua stereo memiliki kualitas yang baik. Jika ingin menikmati musik menggunakan speaker mobil dan sistem audio yang enak didengar telinga sangat penting untuk menemukan speaker kanan dan sistem stereo.
Troubleshooting / permasalahan pada Speaker :
1)    Speaker tidak dapat mengeluarkan suara
2)    Terdengar suara yang sangat pelan dari speaker
3)    Suara yang dihasilkan tidak jelas atau terputus-putus
4)    Salah satu speaker tidak mengeluarkan suara
Solusi untuk mengatasi masalah seperti di atas :
1)   Periksa apakah speaker sudah terhubung dengan arus listrik atau tidak
2)   Pastikan kabel tidak rusak atau putus dan pastikan konektor kabel sudah terpasang dengan baik
3)   Periksa pengaturan suara melalui komputer, dengan cara klik  start > all program > accessories >    entertainment > volume control (pada Windows XP)
4)   Pastikan driver sound card sudah terinstal dan tidak corrupt atau rusak. (misalnya realtek AC97)
5)   Periksa apakah sound card dalam keadaan baik atau tidak.
6)   Coba gunakan speaker di komputer yang lain, bila bisa digunakan berarti ada masalah pada speakernya.
  1. Power Suplay ( Perangkat Tambahan )
Pengertian Power Supply adalah sebagai alat atau perangkat keras yang mampu menyuplai tenaga atau tegangan listrik secara langsung dari sumber tegangan listrik ke tegangan listrik yang lainnya. C:\Users\Lusy\Documents\Foto-0033.jpg
  1. Sub Wover
Subwoofer adalah jenis perangkat individu dalam pengeras suara yang memberikan kontribusi terhadap penciptaan suara, memiliki diafragma berbentuk kerucut, dan biasanya digunakan untuk memproduksi pertengahan dan bagian frekuensi rendah dari sinyal musik. Biasanya untuk mereproduksi frekuensi audio bernada rendah bass.
Rentang frekuensi yang khusus untuk sebuah subwoofer adalah sekitar 20-200 Hz untuk produk konsumen, dibawah 100 Hz untuk suara profesional yang lebih hidup, dan dibawah 80 Hz dalam THX-yang disetujui sistem. Subwoofer ini dimaksudkan untuk menambah rentan frekuensi rendah pengeras suara yang mencakup pita frekuensi yang lebih tinggi. Subwoofer dibuat untuk satu atau lebih transduser pengeras suara dalam sebuah kabinet pengeras suara yang mampu menahan tekanan udara saat melawan deformasi. Subwoofer datang dari berbagai desain, termasuk reflex bass (dengan radiator pasif dalam kabinet), tanpa batas penyekat, klakson, desain brandpass, merepresentasikan hal yang sehubungan dengan efisiensi, lebar pita, ukuran dan biaya. Subwoofer pasif memiliki trasnsduser dan kabinet yang didukung oleh sebuah penguat luar. Subwoofer aktif termasuk dalam sebuah penguat yang ada di dalam.

Audio mobil

Subwoofer saat ini sudah digunakan untuk mobil terutama bagi orang yang menginginkan gebukan bass dimobilnya lebih terdengar meskipun dengan audio sistem yang standar. Mobil cocok untuk pendekatan tersembunyi subwoofer karena keterbatasan ruang dalam kompartemen penumpang. Subwoofer dipasang di bagasi atau ruang kursi belakang. Beberapa penggemar audio mobil bersaing untuk menghasilkan tingkat tekanan suara yang sangat tinggi dalam batas-batas kabin kendaraan mereka. Banyak subwoofer mampu menghasilkan kadar tinggi di mobil karena volume kecil khas interior mobil.

Pengeras suara dan desain kabinet

Subwoofer menggunakan perangkat individu pengeras suara yang biasa berukuran diameter 8 dan 21 inci. Beberapa subwoofer jarang menggunakan perangkat yang lebih besar, dan subwoofer tunggal prototipe besar 60 inci telah dibuat. Pada spektrum yang lebih kecil., perangkat subwoofer sekecil 4 inci dapat digunakan, tergantung pada desain pengeras suara (kabinet), level tekanan suara yang diinginkan, frekuensi terendah yang ditargetkan dan tingkat distorsi diizinkan. Ukuran pengendali subwoofer yang paling umum digunakan untuk penguatan suara adalah model 10 inci, 12 inci, 15 inci, dan 18 inci. Penguatan terbesar subwoofer dihasilkan oleh perangkat berukuran 21 inci.

Rentang Frekuensi dan Respon Frekuensi

Rentang frekuensi yang khas untuk subwoofer adalah antara 20-200 Hz. Sistem profesional subwoofer untuk konser sistem biasanya beroperasi di bawah 100 Hz, dan sistem THX beroperasi di bawah 80 Hz. Spesifikasi tanggapan frekuensi dari pengeras suara sebagai upaya untuk menggambarkan rentang frekuensi atau nada musik yang bisa di reproduksi dapat diukur dalam Hertz. Subwoofer bervariasi dalam hal kisaran nada yang mereka dapat di reproduksi, tergantung pada sejumlah faktor seperti ukuran kabinet dan konstruksi desain kabinet dan perangkat lainnya.
 Spesifikasi respon frekuensi bergantung sepenuhnya untuk relevansi pada nilai amplitudo. Pengukuran yang dilakukan dalam rentang amplitudo yang lebih luas akan memberikan respon frekuensi yang lebih luas. Sebagai contoh, ‘’’Subwoofer sistem JBL 4688 TCB’’’ yang dirancang untuk sistem bioskop, memiliki respon frekuensi 23-350 Hz ketika diukur dalam batas 10 desibel (0 dB sampai -10 dB) dan respon frekuensi yang sempit 28-120 Hz ketika diukur dalam batas enam desibel (± 3 dB).
Selain itu, subwoofer bervariasi dalam hal tingkat tekanan suara dicapai dan tingkat distorsi yang dihasilkan. Subwoofer Abyss, misalnya dapat mereproduksi nada dari 18 Hz (yang adalah tentang nada dari catatan terendah pada organ pipa besar dengan 32-kaki (9,8 m) pipa bass) dengan 120 Hz (± 3 dB). Namun demikian, meskipun subwoofer Abyss bisa turun sampai 18 Hz, frekuensi terendah dan SPL maksimum dengan batas distorsi 10% pada 2 meter di ruangan besar 35,5 Hz pada 79,8 dB. Ini berarti bahwa seseorang memilih subwoofer perlu mempertimbangkan lebih dari sekedar suara terendah yang dapat direproduksi.

Penguat

Subwoofer aktif termasuk penguat sendiri dalam kabinet. Beberapa juga termasuk pemerataan kecocokan dengan pengguna yang memungkinkan untuk meningkatkan atau mengurangi output pada frekuensi tertentu. Variasi meningkatkan ke sistem tata suara parametrik sepenuhnya dimaksudkan untuk rincian pengeras suara dan koreksi ruangan. Beberapa sistem tersebut bahkan dilengkapi dengan mikrofon, untuk mengukur respon di subwoofer. Jadi sistem tata suara otomatis dapat memperbaiki kombinasi subwoofer, lokasi subwoofer, dan respon ruang untuk meminimalkan efek dari mode ruangan dan meningkatkan kinerja frekuensi rendah.
Subwoofer Pasif memiliki perangkat pengeras suara subwoofer dan kabinet, tetapi tidak termasuk penguat. kadang-kadang menggabungkan pindah silang secara internal dengan frekuensi filter yang ditentukan di pabrik. Biasanya ini digunakan dengan kekuatan penguat pihak ketiga, pindah silang aktif sebelumnya dalam rantai sinyal. Sementara beberapa sistem audio rumah menggunakan subwoofer pasif, format ini masih populer di industri profesional audio. Menggunakan subwoofer pasif menambahkan fleksibilitas bagi pengguna, karena pengguna dapat memilih jenis penguat (misalnya: Kelas AB atau Kelas D), amplifikasi baru, atau fitur (misalnya, membatasi untuk mencegah distorsi) yang mereka ingin digunakan dengan pengeras suara.

Proses pengaturan Tata Suara

Proses pengaturan tata suara dapat digunakan untuk mengatur respon ruang sistem subwoofer. Perancang subwoofer aktif kadang-kadang mencakup tingkat pemerataan korektif untuk kompensasi masalah performa yang dikenal. Selain itu, banyak penguat termasuk tapis pelawat rendah, yang mencegah yang tidak diinginkan mencapai frekuensi yang lebih tinggi dari pengendali subwoofer. Misalnya, jika pengeras suara utama pendengar dapat digunakan ke 80 Hz, maka penyaringan subwoofer dapat diatur sehingga subwoofer hanya bekerja di bawah 80. Realisasi penyaringan tidak mengizinkan pemotongan yang tajam, sehingga beberapa tumpang tindih harus dikompensasi. Pemotongan digital pindah silang dapat menghasilkan karakteristik pemotongan lebih tajam dan lebih tepat dari pada pemotongan analog.
 Beberapa sistem menggunakan persamaan parametrik dalam upaya untuk mengoreksi penyimpangan tanggapan frekuensi ruangan. Persamaan ini sering tidak dapat mencapai respon frekuensi yang merata di semua lokasi yang mendengarkan, sebagian karena resonansi (yaitu, gelombang diam) pada frekuensi rendah di hampir semua ruangan. Mencermati posisi subwoofer di dalam ruangan juga dapat membantu meratakan respon frekuensi. Subwoofer yang beragam dapat mengatur respon merata karena dapat diatur untuk merangsang mode ruang lebih merata dari subwoofer tunggal., memungkinkan pemerataan agar lebih efektif.

Tahap Kontrol

Mengubah fase relatif subwoofer sehubungan dengan pengeras suara lain mungkin atau tidak dapat membantu untuk meminimalkan gangguan akustik yang tidak diinginkan destruktif di wilayah frekuensi yang ditutupi oleh kedua subwoofer dan pengeras suara utama. Hal ini tidak dapat membantu di semua frekuensi, dan mungkin dapat membuat masalah lebih lanjut dengan respons frekuensi, tetapi bahkan sangat umumnya diberikan sebagai penyesuaian untuk penguat subwoofer tahap sirkuit. Sirkuit tahap kontrol mungkin pola sirkuit yang sederhana atau variabel kompleks .
Tahap kontrol memungkinkan pendengar untuk mengubah waktu kedatangan gelombang suara subwoofer terhadap frekuensi yang sama dari speaker utama (yaitu di sekitar titik pindah silang untuk subwoofer). Efek yang sama dapat dicapai dengan kontrol delay pada penerima audio rumah. Fase subwoofer kontrol ditemukan pada penguat subwoofer sebenarnya banyak beralih inversi polaritas. Hal ini memungkinkan pengguna untuk membalikkan polaritas subwoofer relatif terhadap sinyal audio yang sedang diberikan. Jenis kontrol memungkinkan subwoofer baik dalam fase dengan sinyal sumber, atau 180 derajat keluar dari fase.

Subwoofer Servo

Beberapa subwoofer aktif menggunakan mekanisme servo umpan balik berdasarkan gerakan kerucut yang memodifikasi sinyal yang dikirim ke koil suara. Sinyal umpan balik servo berasal dari perbandingan dari sinyal input melawan gerakan aktual kerucut. Sumber biasa dari sinyal umpan balik adalah beberapa putaran kumparan suara melekat pada kerucut atau microchip berbasis accelerometer ditempatkan pada kerucut itu sendiri. Keuntungan dari desain servo baik diterapkan subwoofer adalah untuk mengurangi distorsi.Kelemahan utama adalah biaya dan kompleksitas.
  1. ALAT DAN BAHAN
  1. Adaptor 12V min 5 Ampere        1 set
  2. Speaker Subwover 2 Coil        1 set
  3. Head Unit Car Audio Player        1 set
  4. Loadspeaker Oval Fullrange        1 set
  5. Kabel listrik        secukupnya
  1. GAMBAR RANGKAIAN
C:\Users\Lusy\Documents\Foto2065.jpg
  1. LANGKAH KERJA
  1. Lengkapilah peralatan dan bahan praktikum yang akan digunakan , periksa terlebih dahulu peralatan dan pastikan peralatan bekerja dalam kadaan baik dan bekerja.
  2. Gunakan head unit yang tersedia dan catat serta analilis prinsip kerja setrta fungsi – fungsi player yang tersedia pada head unit.
  3. Gunakan loadspeaker sesuai dengan jenis dan karakteristik, pasang pada peralatan head unit yang tersedia
  4. Bunyikan dan dengarkan suara yang dihasilkannya. Atur pengaturan volume , nada bass dan trable sehingga menghasikan bunyi yang enak didengar.
  5. Catat jika terdapat fungsi dan bagian lebih spesifik yang terdapat pada peralatan head unik.
  1. HASIL PENGAMATAN
NO
NAMA BAGIAN
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA
1
Mode
Untuk merubah input yang akan di gunakan dari audio ke aux in
2
Mote
Untuk menghentikan semua nada
3
Volume / Potensio
Untuk Memperkecil dan memperbesar suara
4
Tombol Volume(di pencet)
Untuk mengatur nada Bass, Balance, dan Volume
5
Power Tombol
Untuk menghidupkan atau mematikan Head Unit
NO
NAMA BAGIAN
FUNGSI DAN PRINSIP KERJA
1
Open close rejek disk
Untuk memasukkan dan mengeluarkan disk
2
Port USB
Input USB, membaca data pada card tersebut
3
Port cd card
Utntuk membaca data pada card tersebu
4
Input aux 3,5 mm
Untuk tempat memasukkan input lainnya
5
Port disk
Untuk tempat memasukkan dick seperti DVD, VCD, MPEG4
  1. EVALUASI DAN PENUGASAN
  1. Apa yang terjadi pada saat panpot atau balace diatur pada posisi kanan dan kiri?
Jawab : Maka speaker yang hidup sesuai arah posisi panpotnya, bila berada di arah ke kiri, maka suara yang terdengar berasal dari speaker kiri saja, dan bila posisi pantpot di putar arah kekanan maka suara yang terdengar hanya dari speaker kanan saja.
  1. Cari dan jelaskan fungsi dari peralatan-peralatan audio mobil yang lain dan jelaskan fungsi dan spesifikasinya
----------Fungsi peralatan audio sudah di jelasakan pada teori pendukung sebelumnya….
  1. KESIMPULAN
  1. Head Unit merupakan perangkat audio yang terpenting dalam audio mobil, Head unit dalam hal ini adalah jantung dari keseluruhan sistem. Pemain cassette/fm/cd/dvd/mp yang dimasukkan ke dalam dashboard adalah satu-satunya tempat dari mana seluruh sistem dioperasikan.
  2. Untuk mengatur nada, volume, dan tempat memasukkan berbagai jenis input dilakukan pada Head Unit.
  3. Berdasarkan praktikum, kita harus berhati-hati dalam menyambung kabel-kabel sesuai dengan instruksi-instruksi uang ada pada petunjuk di permukaan head unit.

Laporan PRAKERIN di PT.Indonesia Power UBP Kamojang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang
Dengan semakin pesatnya perkembangan iptek menuntut siswa untuk menyiapkan diri menghadapinya, tidak hanya berupa teori semata tetapi juga aplikasinya dalam dunia kerja secara nyata. Pengetahuan yang di dapat di bangku praktik akan menjadi kurang bermanfaat jika tidak disertai dengan suatu pengalaman aplikatif yang dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang dunia kerja secara nyata juga penerapan ilmu dan teknologi dalam bidang elektronika  yang ditekuninya.
Praktik kerja lapangan sebagai salah satu mata praktik wajib pada jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 2 Garut untuk dapat memberikan kesempatan luas kepada siswa untuk dapat menerapkan ilmunya dan memperoleh pengalaman dunia kerja pada perusahaan atau instansi yang dipilih sebagai sebagai tempat kerja praktik.
Sebagai tempat kerja praktik dipilih PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang yang berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. PT. INDONESIA POWER Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Kamojang  merupakan badan usaha milik Negara (BUMN) anak Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang bertugas melayani salah satu kebutuhan listrik daerah Jawa dan Bali.
Dunia kerja seringkali dirasakan oleh siswa sebagai suatu yang asing karena dinamika problematikanya yang sangat kompleks bila dibandingkan dengan dunia sekolahatau pendidikan. Apalagi ditambah dengan semakin ketatnya persaingan dalam memasuki dunia kerja, maka siswa sangat diperlukan bekal wawasan dan pengetahuan memasuki dunia kerja, maka bagi siswa sangat diperlukan bekal berupa wawasan dan pengetahuan untuk memasuki dunia kerja. Sehingga diharapkan dengan adanya kerja praktik ini, siswa tidak hanya mengetahui teorinya saja tetapi juga mengetahui praktiknya secara langsung.


1.2            Tujuan Pembuatan Laporan
1.      Bukti secara tertulis telah melaksanakan praktik di Industri.
2.      Untuk mendapatkan nilai praktik Industri.
3.      Sebagai salah satu bentuk untuk memenuhi nilai semester 5 dan 6.
4.      Melatih siswa agar dapat mengetahui, memahami, menganalisis, dan membandingkan aplikasi teori dasar-dasar teknik elektronika dalam kehidupan nyata di industri.
5.      Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan serta keterampilan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
6.      Mengetahui proses pembangkitan energi listrik di UBP Kamojang.
                                                                                                          
1.3            Pembahasan Ruang Lingkup
Pada laporan praktik ini penulis hanya membatasi pada pembahasan “Vent Structure (Vent Valve)” sebagai bangunan pelepasuap dengan peredam suara yang dilengkapi dengan katup-katup pengatur yang sistem kerjanya pneumatic.


BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1            TinjauanUmum
2.1.1     Sejarah PT.Indonesia Power
            Pada awal 1990-an, pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah kearah deregulasi tersebut diawali dengan berdirinya Paiton Swasta I, yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit – pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi (Mentamben) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (Sasaran dan Kebijakan Pengembangan Subsektor Ketenagalistrikan) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor ketenagalistrikan.
            Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya dari Perum menjadi Persero. Setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 3 Oktober 1995, PT PLN (Persero) membentuk ua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan  misi sosial dan misi komersial yang diemban oleh badan usaha milik negara tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu adalah  PT Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa Bali I, atau lebih dikenal dengan nama PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang pembangkitan tenaga listrik dan usaha – usaha lain yang terkait.
            Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima, manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi PT Indonesia Power. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Lebih dari sekedar perubahan nama, langkah tersebut merupakan penegasan atas tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan independen yang berorientasi murni bisnis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di pasar ketenagalistrikan Indonesia, termasuk meningkatnya persaingan serta kebutuhan untuk melakukan privatisasi melalui sebuah IPO (Initial Public Offering).
            Walaupun sebagai perusahaan komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia Power mewarisi berbagai jumlah aset berupa pembangkit dan fasilitas – fasiltas pendukungnya. Pembangkit – pembangkit tersebut memanfaatkan teknologi modern berbasis komputer dengan menggunakan beragam energi primer seperti  air, batu bara, solar, gas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit tersebut terdapat pembangkit paling tua di Indonesia sepeerti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih beroprasi. Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia PT Indonesia Power sama dengan keberadaan listrik di Indonesia.
            PT Indonesia Power merupakan perusahaan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia (9040 MW) dengan delapan unit bisnis pembangkitan utama di beberapa lokasi strategis di pulau Jawa dan Bali serta unit bisnis yang bergerak di bidang jasa pemeliharaan yang disebut  Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan  (UBJP). Unit Bisnis Pembangkitan yang dikelola PT Indonesia Power adalah  Unit Bisnis Pembangkitan  Suralaya, Priok, Saguling, Kamojang, Mrica, Semarang, Perak & Grati dan Bali serta Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan.
2.1.2               Lokasi PT. Indonesia Power
java
Gambar 2.1.1  Lokasi Unit Bisnis Pembangkitan PT. Indonesia Power


2.1.3     Paradigma, Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
PT. Indonesia Power  sebagai perusahaan memiliki paradigma, visi, misi, dan motto serta simbol perusahaan yang memiliki makna tersendiri :
Paradigma :
Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini.
Visi :
Menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan.
Misi :
Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah indutri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Motto :
Bersama kita maju (Together for a better tomorrow)
Tujuan PT Indonesia Power :
1. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorientasi pada permintaan pasar yang berwawasan lingkungan.
3. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
4. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kelas dunia dalam hal keamanan, keandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
5. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat di atas saling menghargai antar karyawan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
2.1.4     Makna dan Bentuk Logo
Makna bentuk dan warna logo perusahaan PT. Indonesia Power merupakan cerminan identitas dan lingkup usaha yang dimilikinya.Secara keseluruhan nama Indonesia Power merupakan nama yang kuat untuk melambangkan lingkup usaha perusahaan sebagai power utilty company di Indonesia.
Gambar 2.1.4 Logo PT.Indonesia Power
a.   Bentuk
Karena nama yang kuat INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan jenis huruf (font) yang tegas dan kuat, yaitu futura book/regular dan futura bold.
Aplikasi bentuk kilatan petir pada huruf “O” melambangkan tenaga listrik yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
Titik atau bulatan merah (red dot) di ujung kilatan petir merupakan simbol yang digunakan di sebagian besar materi komunikasi perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
b.   Warna
Merah
Diaplikasikan pada kata INDONESIA, menunjukkan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia, dan juga di luar negeri.
Biru
Diaplikasikan pada kata POWER. Pada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana. Dengan aplikasi pada kata power, maka warna ini menunjukkan produksi tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri:
o   Berteknologi tinggi, Efisien,
o   Aman dan Ramah Lingkungan
2.1.5     StruktukturOrganisasi Instrument
 

2.2            Konstruksi/ Model
Vent Structure ( Vent Valve )
Vent Structuremerupakan bangunan pelepasuap dengan peredam suara. Ventstructure terbuat dari beton bertulangberbentuk bak persegi panjang, bagianbawahnya disekat dan bagian atasnyadiberi tumpukan batu agar pada saatpelepasan uap ke udaratidakmencemari lingkungan. Denganmenggunakan nozzle diffuser (Pipa Pemati) makagetaran dan kebisingan dapat diredam. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yangdigunakan untuk membuka dan menutup katup diperolehdari dua buah kompresor yang terdapatdi dalam rumah vent structure.Pengoperasian vent structuredapat dioperasikan dengan cara manualataupun otomatis (system remote) yangdapat dilakukan dari panel ruangankontrol (control room).
Adapun fungsi dari vent structureadalah sebagai berikut:
· Sebagai pengatur tekanan (agartekanan uap masuk turbin selalukonstan),
· Sebagai pengaman yang akanmembuang uap bilaterjadi tekananlebih di steam receiving header,
· Membuang kelebihan uap jika terjadipenurunan beban atau unit stop.                                                                      Gb. Control Valve


2.3            NamaBagiandanFungsi
a.              Kompressor
Adalahsebuahalatuntukmenggerakan vent valve bisajugadisebutsebagaipenggerakataualat bantu vent valve.
b.      Receiver Tank
Berfungsiuntukmenyimpanataumenampungsemuauaplebihdari steam receiveing header.
c.       3 Way Valve
Berfungsiapabilaadatekananudarareferensiakanmeloloskan supply udarautamanya.
d.      Selenoid Valve ( SV )
Berfungsi sebagai pemberi input pada 3 way valve.
e.       Transmitter
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang lain. Transmitter inimerubahdaritekananmenjadiarus yang disalurkanke control room.
f.        Filter Regulator
    
Berfungsiuntukmenyaringudaradariminyak-minyak yang terbawabersamaangin.
g.       Positioner
Berfungsiuntukmemposisikanbukaankatupataumengkonversikanbukaankatupmenjadipersentasepembukaan. Proses pembukaaninibisadilakukansecaraotomatis (system remote) yang dapatdilakukandari panel ruangankontrol (control room) ataupunsecara manual.
h.      Booster
Bagian ini berfungsi untuk menambah atau memberi dorongan awal.
i.         Electro Pneumatic Tranducer
Merupakansebuahbagian yang berfungsiuntukmerubahsatusinyalmenjadikebentuksinyal yang lain. Tranducerinimerubahdariarusmenjaditekanan.
j.         Pipa-pipapenghubung
                                                     
Merupakan bagian yang cukup penting di vent valve yaitu untuk menghubungkan dari satu bagian ke bagian lainnya.
k.       Pressure Indikator
Sebagai pengukur tekanan uap.
l.         Micro Switch
Berfungsi untuk membuka awal masuknya uap ke dalam control valve.


2.4            Cara Kerja
Flow Diagram Control Valve
Control Valve  ATC (Air To Close) dalamkondisi normal membuka (open) agar jikaterjadigangguan, uaptidaktertahan di Steam Receivig Header (SRH).
Pengontrolan control valve melalui positioner untukpersentase (%) pembukaandanpenutupan valve. Pengontrolan positioner melaluitranducer (SSCD) atau manual loader (Lokal).
Siklus Pneumatic
Supply darikompressor di saringoleh filter regulator menuju 3 way valve denganselenoid valve sebagai input untukmeloloskan supply pada 3 way valve.
Supply dari 3 way valve akandiaturtekananyaolehtranducerdari control room atau manual loader secaralangsung di lapangkerja ( Lokal ) untukmemberiperintahke positioner.
Supply yang sudahdiaturolehtranduceratau manual loader menuju positioner sebagai input untukpengontrolpersentasepembukaandanpenutupan control valve.
Positioner mendapat supply daribejanatimbun ( Receiving Tank).
Setelah positioner mendapat supply daninputnyasudahteratur, outputnyaakanmengontrolpembukaandanpenutupan control valve (%).
Relief Valve sebagaipengaman agar supply tidakbertabrakan.
Trip Valve sebagaialatpenguji trip (kesalahan) pada vent valve.
Booster sebagai penguat tekanan untuk control valve.
2.5            Gangguan-gangguan
1.      Micro Switch
Gangguan terjadi karena  bagian dari Micro Switch dikotori oli.
2.      Electro Pneumatic Tranducer
Kerusakan terjadi karena pada bagian penyaring udara tak berfungsi sehingga oli ada yang lolos.
3.      Filter Regulator
 Tak jauh berbeda dengan Electro Pneumatic Tranducer, gangguan pada filter regulator biasanya terjadi pada bagian filter yang telah terendap oli sehingga filter berwarna kuning.


4.      Positioner
 Membersihkan bagian dalam Posisioner yang terendap oli.
5.      Pipa-pipa penghubung
Membersihkan bagian dalam pipa yang terkena oli.
6.      Pressure Indikator
Gangguan yang sering dialami oleh PI ini adalah jarum penunjuk tidak berfungsi semana mestinya.


2.6            Keselamatan  Dan KesehatanKerja  (K3)
Tujuan K3
Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien. Menjamin proses produksi berjalan lancar.
Adapun keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sering ditemukan di tempat Praktek Kerja Industri PT. Indonesia Power UBP Kamojang  adalah sebagai berikut :
1.      Helm Safety
2.      Ear Safety
3.      Safety Shoes
4.      Detektor Asap
5.      Tabung Pemadam Api
6.      Hydrant
7.      Rambu- rambu K3

BAB III
PELAPORAN
3.1      Pemeriksaan
            Pemeriksaan suatu sistem atau alat sudah menjadi rutinitas harian di sebuah perusahaan, terlebih di bagian Instrument yang tugasnya memeriksa semua sistem PLTP ( Preventif harian ), sebagai teknisi yang bertugas memeriksa dan jika ada kerusakan atau masalah maka harus menangani permasalahan tersebut.
Teknisi Instrument merupakan teknisi yang bertugas memelihara, mengecek serta memelihara semua bagian-bagian dari PLTP yang tugasnya dilakukan setiap hari (Preventif Harian).
Adapun bagian-bagian yang sering diperiksa atau dipelihara yaitu :
1.      Pemeriksaan di Control Valve
·         Cek kebocoran pipa penghubung
·         Cek filter regulator
·         Cek Pressure Indicator
·         Cek Electro Pneumatic Tranducer
2.      Mengecek dan membersihkan alat ukur PH air cooling tower
3.      Mengecek speaker TOA
4.      Mengecek Amplifier
5.      Mengecek Level Controller di Control Room
6.      Menegecek Gurinda


3.2      Pengukuran
Dalam sesi pengukuran pastinya harus menggunakan pengukur yang  sesuai dan baik. Pengukuran suatu alat pempunyai pengukur yang berbeda.
Berikut ini gambar pengukur yang digunakan:
1.      Calibrator untuk mengukur ph air cooling tower.
2.      CA 150 Untuk mengkalibrasi tranducer.


3.      Dead Weigh Tester untuk mengkalibrasi Pressure Indikator.
         4.  AVO Meter untuk mengukur voltage tranducer.
3.3      Kesimpulan gangguan
Gangguan-gangguan yang sering dialami pada bagian control valve yang ditempatkan di vent structure atau vent valve yang merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara dengan 6 valve pengatur ( Control Valve ) yang sistem kerjanya pneumatic yaitu merubah arus menjadi tekanan.
Adapun komponen-komponen dari vent valve yang sering mengalami gangguan yaitu :
No
Komponen
Gangguan
1
Filter Regulator
Filter terendap oli
2
Tranducer
Tidak bekerja sesuai standar dan belum terkalibrasi
3
Positioner
Bagian dalam Positioner terendap oli dan tidak bekerja dengan optimal
4
Pressure Indikator
Jarum penunjuk tidak berfungsi.
5
Pipa-pipa Penghubung
Bagian dalam pipa terkena oli.
6
Booster
Bagian dalam booster terendap oli.
Kesimpulan :
Kebanyakan gangguan dari sistem kerja control valve yaitu komponen-komponennya seringkali terendap oli yang tidak tersaring baik oleh filter regulator.
3.3      Memasang dan Menyetel
             Dalam sebuah sistem PLTP, semua alat sangat penting dan berpengaruh terhadap sistem. Jika ada kerusakan pada komponen maka harus segera menggantinya dengan komponen yang baru , pemasangannya pun harus secara teliti dan hati-hati agar tidak ada kesalahan, dan teknisi pun harus selalu menggunakan alat keselamatan kerja.
           Memasng komponen adalah tugas teknisi bagian Instrument, dan semua komponen yang diperlukan jika ada kerusakan lengkap tersedia di bengkel Instrument. Setelah memasang komponen atau alat yang rusak, ada sesi penyetelan yang harus dilakukan oleh teknisi Instrument. Penyetelan suatu komponen atau alat yang telah dipasang harus dalam keadaan stop atau standbye agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
Adapun alat-alat yang dipergunakan untuk memasang dan menyetel yaitu :
1.      Obeng dan peralatan lainnya
2.      Dead Weigh Tester


2.6.1.1           
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
PT. Indonesia Power merupakan sebuah perusahaan pembangkit listrik tenaga listrik yang didirikan pada tanggal 3 Oktober 1995. PT. Indonesia Power memiliki 133 unit pembangkit yang tersebar di lokasi-lokasi  strategis di Pulau Jawa dan Bali. Unit-unit tersebut dikelola dan dioperasikan oleh delapan Unit Bisnis Pembangkitan (UBP), yaitu UBP Perak Grati, UBP Priok, UBP Kamojng, UBP Saguling, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak & Grati, UBP Bali serta Unit Bisnis Pemeliharaan.
Salah satu Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power adalah UBP Kamojang yang berlokasi di perbukitan dengan jarak 20 km ke arah tenggara Bandung.
Vent Structure merupakan bangunan pelepas uap dengan peredam suara. Vent structure dilengkapi dengan 6 valve pengatur ( Control Valve ) yang sistem kerjanya pneumatic. Udara bertekanan yang digunakan untuk membuka dan menutup katup diperoleh dari dua buah kompresor yang terdapat di dalam rumah vent structure.


4.2  Saran
Untuk kemajuan pihak industri dan pihak sekolah, dengan tanpamengurangi rasa hormat terhadap kedua belah pihak, pada kesempatan kali ini penulis akanmenyampaikan beberapasaran atau masukan, semoga saran-saranini dapat memberikan banyak manfaat. Adapun saran tersebut diantaranya :
4.2.1 Saran Kepada Pihak Perusahaan
1.      Penting adanya suatu ketaatan melakukan jadwal maintenence/perawatan terhadap alat-alat sesuai dengan aturan yang sudah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk bisa menghindari kerusakan mendadak yang tergolong fatal.
2.      Pemerataan sumber daya manusia dalam struktur bagian perawatan perlu ditingkatkan agar kinerjanya bisa lebih maksimal.
4.2.2  Saran Kepada  Pihak Sekolah
1.      Program pelajaran produktif yang diberikan kepada siswa/i diperhatikan dan ditingkatkan, serta disesuaikan dengan keberadaan industri sehingga kemampuan siswa/i lebih baik lagi.
2.      Kegiatan praktek yang dilakukan di sekolah sangat membantu terhadap peningkatan dan pengembangan siswa/i, sehingga penyediaan dan keberadaan peralatan praktek yang lebih baik dan layak perlu benar-benar diperhatikan.
3.      Pengenalan mengenai dunia ndustri yang lebih terfokus akan sangat membantu bagi siswa/i pada saat melaksanakan Praktek Kerja Industri.
4.3  Penutup
Demikian karya tulis Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) ini telah selesai penulis susun, mudah-mudahan karya tulis ini bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis selama praktek ini. Tidak lupa juga, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama pelaksanaan praktek ini apabila melakukan hal-hal yang kurang berkenan.
Penulis menyadari akan segala kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran sebagai bahan masukan bagi penulis dimasa yang akan datang.